Rabu, 23 November 2011

Hansel and Gretel, Versiku

Hansel dan Gretel
By : Grimm Bersaudara
Once upon a time………..
Hiduplah seorang tukang kayu yang bernama John. Dia memiliki seorang istri dan dua orang anak. Mereka hidup dengan bahagia. Hingga suatu hari, sang istri meninggal. John mengurus kedua anaknya yang masih kecil dengan susah payah. Akhirnya, John menikah lagi dengan seorang perempuan yang jahat bernama Isis. Isis ini tidak menyukai anak-anak John. Pada awalnya, kehidupan mereka berjalan lancar. Tetapi, crisis keuangan melanda keluarga ini. Sampai-sampai kebutuhan makan tak tercukupi. Itu yang membuat Isis berpikir licik.
Di ruang tamu :
“Persediaan roti kita sudah hampir habis!”
“Sabarlah dulu. Pasti sebentar lagi kayu-kayuku akan terbeli.”
“Tidak bisa! Untuk berdua saja roti ini pasti tidak cukup, bagaimana kita akan menghidupi Hansel dan Gretel?”
“Lalu apa yang akan kau lakukan?”
“ Besok kita tinggalkan mereka di hutan. Aku tak mau mendengar kata protes darimu!”
            (Hansel dan Gretel, anak-anak John, menguping dari kamar tidur mereka.)
“Bagaimana ini, Hansel?”
“Aku punya ide! Besok kau ambil tas kresek saja!”
“Baik!”
            Keesokan harinya…
Di Pagi Buta, Isis dan John sangat sibuk. Mereka mencari orang yang mau membeli kayu mereka. Hansel dan Gretel melaksanakan rencana Hansel.
            Di taman :
“Hansel, apa yang kau rencanakan?”
“Kita akan membawa batu-batu putih dan menjatuhkannya saat ke hutan. Batu putih akan menjadi petunjuk untuk pulang.”
“Jadi itu rupanya kau membutuhkan tas kresek.”
“Setelah kita isi, masukkan ke kantong. Jangan sampai terlihat.”
“Ya!”
            Di rumah :
“Hansel! Gretel! Kita akan berjalan-jalan di hutan! Kalian sudah siap?” --- Isis
“Sudah! Apa kita akan membantu ayah menebang pohon?” --- Gretel
“Iya, sudah lama sekali kalian tidak ikut menebang pohon.” --- John
“Ayo berangkat!” --- Hansel
            Mereka pun berjalan-jalan dihutan sambil sesekali menebang pohon. Gretel menjatuhkan batu putih dengan jarak yang teratur. Tak terasa malam pun tiba.
“Sudah malam! Sebaiknya kita bermalam disini.”
“Aku akan menyalakan api unggun. Kalian tidur saja.”
            Hansel dan Gretel tertidur. Tak beberapa lama, mereka terbangun. Dan keadaan sunyi senyap. John dan Isis meninggalkan mereka berdua sendirian. Karena Gretel sudah menjatuhkan batu putih, mereka bisa kembali ke rumah dan mengendap-endap masuk ke kamar mereka. Keesokan harinya Isis marah besar.
“ Kenapa mereka ada disana? Aku harus menyusun rencana baru!”
“ Sudahlah Isis! Tobat!”
“ Nanti sore kita tinggalkan mereka lagi dihutan. Lebih dalam daripada yang kemarin! Sehingga mereka tidak akan menemukan jalan pulang! Dan mereka tidak boleh keluar rumah kali ini!”
“Matamu sudah dibutakan kemiskinan Isis! Aku angkat tangan!”
            Hansel dan Gretel kembali menguping dari kamar mereka. Mereka hampir putus asa. Karena tidak bisa mengambil batu putih lagi.
“Kita pakai roti saja!”
“Idemu bagus juga Gretel. Sepertinya cuma ini satu-satunya cara.”
            Saat makan siang berlangsung, mereka menyelumdupkan roti yang mereka makan ke kantong.
            Sorenya :
“ Ayo kita jalan-jalan di hutan lagi! Aku sedang senang berkumpul bersama-sama! Kali ini kita bawa lentera ya!”
“ Aku ambil lenteranya dulu. Kalian siap-siap saja!”
            Kejadian kemarin terulang lagi. Kali ini, Gretel menjatuhkan remah roti di jalanan. Sepertinya, alam sedang tidak berpihak kepada Hansel dan Gretel. Remah roti itu dimakan burung-burung yang sedang kelaparan. Membuat mereka tidak menemukan jalan pulang. 2 hari lamanya mereka berjalan mencari jalan pulang. Sampai mereka menemukan Rumah Kue. Saking laparnya, mereka lagsung menyerbu rumah itu. Bukannya mengetok pintu, tetapi memakan rumah itu!
“Berani-beraninya! Memakan rumahku! Siapa itu!?” --- Marah
            Teriak seseorang dari dalam rumah. Hansel dan Gretel berhenti melakukan apa yang mereka lakukan. Dan mengetok pintu rumah itu.
Tok Tok Tok!!!
“Permisi. Maaf, tadi kami yang memakan rumah anda.”
“Ooh… Ternyata dua anak manusia. Silahkan masuk. Silahkan masuk.”
“Terimakasih, Nenek.”
“Jangan panggil aku nenek saja. Panggil aku Nenek Penyihir. Apa yang kalian lakukan di Wilayahku?”
“Kami tersesat, Nenek Penyihir.”
“ Kasihan sekali. Tentu kalian lapar. Aku punya banyak kue. Ayo dimakan!”
“Terimakasih Nenek Penyihir!”
            Apa yang membuat Penyihir begitu baik? Rencana Jahat. Penyihir itu berencana menggemukkan Hansel dan Gretel. Lalu Penyihir bermaksud memasak dan memakan mereka. Setiap hari, mereka diberi kue-kue yang menggiur. Dan tidak diperbolehkan keluar rumah. Beberapa hari kemudian, mereka sudah dirasa cukup gemuk untuk dimasak. Giliran pertama adalah Gretel.
“Hei! Engkau yang perempuan!”
“Ya, Nek. Ada apa?”
“ Nak, kau masuklah ke dalam kotak ini. Di dalamnya ada lebih banyak kue!”
“ Benarkah Nek? Baiklah aku akan masuk.”
            Gretel tidak bodoh. Dia sudah tau apa yang akan dimasukinya. Itu adalah oven pembakar.
“ Tubuhku tidak cukup! Bagaimana caranya Nek? Tolong contohkan dulu dong!”
“ Baiklah! Begini caranya!”
            Penyihir yang dibodohi Gretel itu pun masuk kedalam oven. Tiba-tiba..
Brakk!!!
            Pintu oven tertutup dengan keras dan dikunci oleh Gretel.
“Apa yang kau lakukan!?”
“Rasakan itu penyihir licik! Aku tau apa yang ada di pikiranmu!”
“Tidaaakkkkk!!!!”
            Teriakan penyihir itu sangat keras. Gretel menyelamatkan Hansel. Dan mereka menemukan kertas tentang diri mereka. Ada peta dari Rumah Ku eke rumah mereka juga. Yang baru mereka ketahui, Penyihir Licik itu tau segalanya tentang mereka. Dengan peta itu, mereka kembali ke rumah.
Dirumah keadaan jauh lebih baik. Kini ayah mereka kembali sendiri. Isis digigit ular berbisa dan terlambat diselamatkan. Ayah mereka kembali bahagia karena mereka kembali. Sekarang mereka bertiga hidup bahagia selama-lamanya….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar