Kamis, 15 Desember 2011

@TwitFAKTA Permen karet ........ #TwitFAKTA

Udah lama nggak nge post ya?
Kata @TwitFAKTA Permen karet bisa membantu melancarkan buang air besar 
Nggak percaya!! Gimana bisa percaya? Kan, Permen karet bisa bikin gigimu sakit. Permen karet juga bisa bikin
kencingmu bermasalah. Warnanya jadi nggak yang seharusnya. Permen karet bisa bikin lidahmu sakit. Kalo kegigit lidahmu gimana? Gara-gara ngunyah terus. Kayak di bukunya Charlie and The Chocolate Factory. Ada cerita, kalo ada seorang cewek nah dia tuh tiap hari kerjaannya makan permen karet terus sampe rahangnya itu jadi kuat banget. Sampe tiba-tiba kepleset, kegigit deh lidahnya, sampe putus. Permen karet juga nggak sehat. Kenapa nggak sehat? Aku nggak tau. Kalo sehat ibuku bakal mbolehin aku makan permen karet. Walaupun aku anti sama permen karet dan kalau dikasih juga mau, aku masih beranggapan kalau permen karet nggak sehat.

Rabu, 23 November 2011

Hansel and Gretel, Versiku

Hansel dan Gretel
By : Grimm Bersaudara
Once upon a time………..
Hiduplah seorang tukang kayu yang bernama John. Dia memiliki seorang istri dan dua orang anak. Mereka hidup dengan bahagia. Hingga suatu hari, sang istri meninggal. John mengurus kedua anaknya yang masih kecil dengan susah payah. Akhirnya, John menikah lagi dengan seorang perempuan yang jahat bernama Isis. Isis ini tidak menyukai anak-anak John. Pada awalnya, kehidupan mereka berjalan lancar. Tetapi, crisis keuangan melanda keluarga ini. Sampai-sampai kebutuhan makan tak tercukupi. Itu yang membuat Isis berpikir licik.
Di ruang tamu :
“Persediaan roti kita sudah hampir habis!”
“Sabarlah dulu. Pasti sebentar lagi kayu-kayuku akan terbeli.”
“Tidak bisa! Untuk berdua saja roti ini pasti tidak cukup, bagaimana kita akan menghidupi Hansel dan Gretel?”
“Lalu apa yang akan kau lakukan?”
“ Besok kita tinggalkan mereka di hutan. Aku tak mau mendengar kata protes darimu!”
            (Hansel dan Gretel, anak-anak John, menguping dari kamar tidur mereka.)
“Bagaimana ini, Hansel?”
“Aku punya ide! Besok kau ambil tas kresek saja!”
“Baik!”
            Keesokan harinya…
Di Pagi Buta, Isis dan John sangat sibuk. Mereka mencari orang yang mau membeli kayu mereka. Hansel dan Gretel melaksanakan rencana Hansel.
            Di taman :
“Hansel, apa yang kau rencanakan?”
“Kita akan membawa batu-batu putih dan menjatuhkannya saat ke hutan. Batu putih akan menjadi petunjuk untuk pulang.”
“Jadi itu rupanya kau membutuhkan tas kresek.”
“Setelah kita isi, masukkan ke kantong. Jangan sampai terlihat.”
“Ya!”
            Di rumah :
“Hansel! Gretel! Kita akan berjalan-jalan di hutan! Kalian sudah siap?” --- Isis
“Sudah! Apa kita akan membantu ayah menebang pohon?” --- Gretel
“Iya, sudah lama sekali kalian tidak ikut menebang pohon.” --- John
“Ayo berangkat!” --- Hansel
            Mereka pun berjalan-jalan dihutan sambil sesekali menebang pohon. Gretel menjatuhkan batu putih dengan jarak yang teratur. Tak terasa malam pun tiba.
“Sudah malam! Sebaiknya kita bermalam disini.”
“Aku akan menyalakan api unggun. Kalian tidur saja.”
            Hansel dan Gretel tertidur. Tak beberapa lama, mereka terbangun. Dan keadaan sunyi senyap. John dan Isis meninggalkan mereka berdua sendirian. Karena Gretel sudah menjatuhkan batu putih, mereka bisa kembali ke rumah dan mengendap-endap masuk ke kamar mereka. Keesokan harinya Isis marah besar.
“ Kenapa mereka ada disana? Aku harus menyusun rencana baru!”
“ Sudahlah Isis! Tobat!”
“ Nanti sore kita tinggalkan mereka lagi dihutan. Lebih dalam daripada yang kemarin! Sehingga mereka tidak akan menemukan jalan pulang! Dan mereka tidak boleh keluar rumah kali ini!”
“Matamu sudah dibutakan kemiskinan Isis! Aku angkat tangan!”
            Hansel dan Gretel kembali menguping dari kamar mereka. Mereka hampir putus asa. Karena tidak bisa mengambil batu putih lagi.
“Kita pakai roti saja!”
“Idemu bagus juga Gretel. Sepertinya cuma ini satu-satunya cara.”
            Saat makan siang berlangsung, mereka menyelumdupkan roti yang mereka makan ke kantong.
            Sorenya :
“ Ayo kita jalan-jalan di hutan lagi! Aku sedang senang berkumpul bersama-sama! Kali ini kita bawa lentera ya!”
“ Aku ambil lenteranya dulu. Kalian siap-siap saja!”
            Kejadian kemarin terulang lagi. Kali ini, Gretel menjatuhkan remah roti di jalanan. Sepertinya, alam sedang tidak berpihak kepada Hansel dan Gretel. Remah roti itu dimakan burung-burung yang sedang kelaparan. Membuat mereka tidak menemukan jalan pulang. 2 hari lamanya mereka berjalan mencari jalan pulang. Sampai mereka menemukan Rumah Kue. Saking laparnya, mereka lagsung menyerbu rumah itu. Bukannya mengetok pintu, tetapi memakan rumah itu!
“Berani-beraninya! Memakan rumahku! Siapa itu!?” --- Marah
            Teriak seseorang dari dalam rumah. Hansel dan Gretel berhenti melakukan apa yang mereka lakukan. Dan mengetok pintu rumah itu.
Tok Tok Tok!!!
“Permisi. Maaf, tadi kami yang memakan rumah anda.”
“Ooh… Ternyata dua anak manusia. Silahkan masuk. Silahkan masuk.”
“Terimakasih, Nenek.”
“Jangan panggil aku nenek saja. Panggil aku Nenek Penyihir. Apa yang kalian lakukan di Wilayahku?”
“Kami tersesat, Nenek Penyihir.”
“ Kasihan sekali. Tentu kalian lapar. Aku punya banyak kue. Ayo dimakan!”
“Terimakasih Nenek Penyihir!”
            Apa yang membuat Penyihir begitu baik? Rencana Jahat. Penyihir itu berencana menggemukkan Hansel dan Gretel. Lalu Penyihir bermaksud memasak dan memakan mereka. Setiap hari, mereka diberi kue-kue yang menggiur. Dan tidak diperbolehkan keluar rumah. Beberapa hari kemudian, mereka sudah dirasa cukup gemuk untuk dimasak. Giliran pertama adalah Gretel.
“Hei! Engkau yang perempuan!”
“Ya, Nek. Ada apa?”
“ Nak, kau masuklah ke dalam kotak ini. Di dalamnya ada lebih banyak kue!”
“ Benarkah Nek? Baiklah aku akan masuk.”
            Gretel tidak bodoh. Dia sudah tau apa yang akan dimasukinya. Itu adalah oven pembakar.
“ Tubuhku tidak cukup! Bagaimana caranya Nek? Tolong contohkan dulu dong!”
“ Baiklah! Begini caranya!”
            Penyihir yang dibodohi Gretel itu pun masuk kedalam oven. Tiba-tiba..
Brakk!!!
            Pintu oven tertutup dengan keras dan dikunci oleh Gretel.
“Apa yang kau lakukan!?”
“Rasakan itu penyihir licik! Aku tau apa yang ada di pikiranmu!”
“Tidaaakkkkk!!!!”
            Teriakan penyihir itu sangat keras. Gretel menyelamatkan Hansel. Dan mereka menemukan kertas tentang diri mereka. Ada peta dari Rumah Ku eke rumah mereka juga. Yang baru mereka ketahui, Penyihir Licik itu tau segalanya tentang mereka. Dengan peta itu, mereka kembali ke rumah.
Dirumah keadaan jauh lebih baik. Kini ayah mereka kembali sendiri. Isis digigit ular berbisa dan terlambat diselamatkan. Ayah mereka kembali bahagia karena mereka kembali. Sekarang mereka bertiga hidup bahagia selama-lamanya….

Selasa, 08 November 2011

Foto sama Bu Ocha

Ini 2 foto yang Bu Ocha upload ke facebook. Foto sekelas lho bareng sama bu Ocha.


 Kompak. Sayang ada 1 yang nggak kompak.



Ini kayak ambruk deh kitanya. Melorot.

Aku Suka Sama Perpus Kota

Aku suka deh sama perpus kota.
Karena aku nemuin buku yang selama ini aku cari.
Karena aku bisa mbaca gratis.
Karena ada AC nya.
Karena ada komputernya.
Karena ada karpetnya.
Karena ada kursinya.
Karena ada buku gede banget.
Karena banyak novelnya.
Karena banyak komiknya.
Karena nyaman.
Karena bersih.
Karena tenang.
Karena ada kantinnya.
Karena dan karena dan karena, MASUKNYA GRATIS!!!
Dulu aku kira masuknya mbayar.
Jadinya aku nggak pernah masuk situ deh.
Tapi pada akhirnya...
Seseorang berbaik hati memberitahuku kalau masuknya nggak mbayar.
Dan akhirnya aku bisa sering masuk ke Perpus Kota!!!!
Senangnya diriku.
 :D

Buat Pertama kalinya

Buat pertama kalinya... For the first time gituuu......
Aku pake komputer yang ada di perpustakaan kota!!!!! Sebelumnya aku emang pernah pengen pake tapi aku ragu. Bakal disuruh bayar nggak nih?
Terus aku tanya deh sama orang di sebelahku. Namanya Angel, temen SD dan SMP ku. Kelas 8 SBI 5. Sebelahnya kelasku. Katanya nggak bayar. Jadi deh aku duduk di depan komputer ini sambil memainkan jari-jari ku diatas tuts-tuts keyboard berwarna hitam dengan warna putih kecil berbentuk huruf-huruf dan angka-angka dan dan dan dan sebagainyaaa........ :D Heheheh
Rasanya..... Aneh. Yah Gitu deh.

Puisi

Menyesal
Pagiku hilang sudah melayang
Hari mudaku sudah pergi
Sekarang petang datang membayang. Batang usiaku sudah tinggi
          Aku lalai di hari pagi
          Beta lengah di mata muda
          Kini hidup meracun hati
          Miskin ilmu, miskin harta
                    Ah, apa guna kusesalkan
                    Menyesal tua tiada berguna
                    Hanya menambah luka sukma
                              Kepada yang muda kuharapkan
                              Atur barisan di hari pagi
                              Menuju ke atas padang bakti!
                                          (A. Hasjmi, Puisi Baru, STA)

Puisi ini ngena banget. Jadi nggak bisa ngelupainnya .  

Senin, 07 November 2011

Cerpen Akhiran Nyesek

Tadi pas aku lagi nyari cerpen buat Bahasa Indonesia, aku nemu satu cerpen yang bagus. Ini udah di post lama banget sama yang punya blog. Tanggal 30 Januari 2006 tepatnya. Bisa langsung ke websitenya di SINI . Nah aku bakal copy cerpennya yang aku suka dan paste disini. Apa yang bikin aku seneng? Sifat pengacara mudanya itu, aku salut masih ada orang kayak gitu :) Walaupun ini cuma cerpen. Maaf kalau akhirannya nyesek.

Peradilan Rakyat

Cerpen Putu Wijaya
 
Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior yang sangat dihormati oleh para penegak hukum.

"Tapi aku datang tidak sebagai putramu," kata pengacara muda itu, "aku datang ke mari sebagai seorang pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini."

Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung.

"Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?"
Pengacara muda tertegun. "Ayahanda bertanya kepadaku?"
"Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung
tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini."
Pengacara muda itu tersenyum.
"Baik, kalau begitu, Anda mengerti maksudku."

"Tentu saja. Aku juga pernah muda seperti kamu. Dan aku juga berani, kalau perlu kurang ajar. Aku pisahkan antara urusan keluarga dan kepentingan pribadi dengan perjuangan penegakan keadilan. Tidak seperti para pengacara sekarang yang kebanyakan berdagang. Bahkan tidak seperti para elit dan cendekiawan yang cemerlang ketika masih di luar kekuasaan, namun menjadi lebih buas dan keji ketika memperoleh kesempatan untuk menginjak-injak keadilan dan kebenaran yang dulu diberhalakannya. Kamu pasti tidak terlalu jauh dari keadaanku waktu masih muda. Kamu sudah membaca riwayat hidupku yang belum lama ini ditulis di sebuah kampus di luar negeri bukan? Mereka menyebutku Singa Lapar. Aku memang tidak pernah berhenti memburu pencuri-pencuri keadilan yang bersarang di lembaga-lembaga tinggi dan gedung-gedung bertingkat. Merekalah yang sudah membuat kejahatan menjadi budaya di negeri ini. Kamu bisa banyak belajar dari buku itu."

Pengacara muda itu tersenyum. Ia mengangkat dagunya, mencoba memandang pejuang keadilan yang kini seperti macan ompong itu, meskipun sisa-sisa keperkasaannya masih terasa.

"Aku tidak datang untuk menentang atau memuji Anda. Anda dengan seluruh sejarah Anda memang terlalu besar untuk dibicarakan. Meskipun bukan bebas dari kritik. Aku punya sederetan koreksi terhadap kebijakan-kebijakan yang sudah Anda lakukan. Dan aku terlalu kecil untuk menentang bahkan juga terlalu tak pantas untuk memujimu. Anda sudah tidak memerlukan cercaan atau pujian lagi. Karena kau bukan hanya penegak keadilan yang bersih, kau yang selalu berhasil dan sempurna, tetapi kau juga adalah keadilan itu sendiri."

Pengacara tua itu meringis.
"Aku suka kau menyebut dirimu aku dan memanggilku kau. Berarti kita bisa bicara sungguh-sungguh sebagai profesional, Pemburu Keadilan."
"Itu semua juga tidak lepas dari hasil gemblenganmu yang tidak kenal ampun!"
Pengacara tua itu tertawa.
"Kau sudah mulai lagi dengan puji-pujianmu!" potong pengacara tua.
Pengacara muda terkejut. Ia tersadar pada kekeliruannya lalu minta maaf.

"Tidak apa. Jangan surut. Katakan saja apa yang hendak kamu katakan," sambung pengacara tua menenangkan, sembari mengangkat tangan, menikmati juga pujian itu, "jangan membatasi dirimu sendiri. Jangan membunuh diri dengan diskripsi-diskripsi yang akan menjebak kamu ke dalam doktrin-doktrin beku, mengalir sajalah sewajarnya bagaikan mata air, bagai suara alam, karena kamu sangat diperlukan oleh bangsamu ini."

Pengacara muda diam beberapa lama untuk merumuskan diri. Lalu ia meneruskan ucapannya dengan lebih tenang.

"Aku datang kemari ingin mendengar suaramu. Aku mau berdialog."
"Baik. Mulailah. Berbicaralah sebebas-bebasnya."

"Terima kasih. Begini. Belum lama ini negara menugaskan aku untuk membela seorang penjahat besar, yang sepantasnya mendapat hukuman mati. Pihak keluarga pun datang dengan gembira ke rumahku untuk mengungkapkan kebahagiannya, bahwa pada akhirnya negara cukup adil, karena memberikan seorang pembela kelas satu untuk mereka. Tetapi aku tolak mentah-mentah. Kenapa? Karena aku yakin, negara tidak benar-benar menugaskan aku untuk membelanya. Negara hanya ingin mempertunjukkan sebuah teater spektakuler, bahwa di negeri yang sangat tercela hukumnya ini, sudah ada kebangkitan baru. Penjahat yang paling kejam, sudah diberikan seorang pembela yang perkasa seperti Mike Tyson, itu bukan istilahku, aku pinjam dari apa yang diobral para pengamat keadilan di koran untuk semua sepak-terjangku, sebab aku selalu berhasil memenangkan semua perkara yang aku tangani.

Aku ingin berkata tidak kepada negara, karena pencarian keadilan tak boleh menjadi sebuah teater, tetapi mutlak hanya pencarian keadilan yang kalau perlu dingin danbeku. Tapi negara terus juga mendesak dengan berbagai cara supaya tugas itu aku terima. Di situ aku mulai berpikir. Tak mungkin semua itu tanpa alasan. Lalu aku melakukan investigasi yang mendalam dan kutemukan faktanya. Walhasil, kesimpulanku, negara sudah memainkan sandiwara. Negara ingin menunjukkan kepada rakyat dan dunia, bahwa kejahatan dibela oleh siapa pun, tetap kejahatan. Bila negara tetap dapat menjebloskan bangsat itu sampai ke titik terakhirnya hukuman tembak mati, walaupun sudah dibela oleh tim pembela seperti aku, maka negara akan mendapatkan kemenangan ganda, karena kemenangan itu pastilah kemenangan yang telak dan bersih, karena aku yang menjadi jaminannya. Negara hendak menjadikan aku sebagai pecundang. Dan itulah yang aku tentang.

Negara harusnya percaya bahwa menegakkan keadilan tidak bisa lain harus dengan keadilan yang bersih, sebagaimana yang sudah Anda lakukan selama ini."

Pengacara muda itu berhenti sebentar untuk memberikan waktu pengacara senior itu menyimak. Kemudian ia melanjutkan.

"Tapi aku datang kemari bukan untuk minta pertimbanganmu, apakah keputusanku untuk menolak itu tepat atau tidak. Aku datang kemari karena setelah negara menerima baik penolakanku, bajingan itu sendiri datang ke tempat kediamanku dan meminta dengan hormat supaya aku bersedia untuk membelanya."

"Lalu kamu terima?" potong pengacara tua itu tiba-tiba.
Pengacara muda itu terkejut. Ia menatap pengacara tua itu dengan heran.
"Bagaimana Anda tahu?"

Pengacara tua mengelus jenggotnya dan mengangkat matanya melihat ke tempat yang jauh. Sebentar saja, tapi seakan ia sudah mengarungi jarak ribuan kilometer. Sambil menghela napas kemudian ia berkata: "Sebab aku kenal siapa kamu."

Pengacara muda sekarang menarik napas panjang.
"Ya aku menerimanya, sebab aku seorang profesional. Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela. Sebagai pembela, aku mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk membantu pengadilan menjalankan proses peradilan sehingga tercapai keputusan yang seadil-adilnya."

Pengacara tua mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.
"Jadi itu yang ingin kamu tanyakan?"
"Antara lain."
"Kalau begitu kau sudah mendapatkan jawabanku."
Pengacara muda tertegun. Ia menatap, mencoba mengetahui apa yang ada di dalam lubuk hati orang tua itu.
"Jadi langkahku sudah benar?"
Orang tua itu kembali mengelus janggutnya.

"Jangan dulu mempersoalkan kebenaran. Tapi kau telah menunjukkan dirimu sebagai profesional. Kau tolak tawaran negara, sebab di balik tawaran itu tidak hanya ada usaha pengejaran pada kebenaran dan penegakan keadilan sebagaimana yang kau kejar dalam profesimu sebagai ahli hukum, tetapi di situ sudah ada tujuan-tujuan politik. Namun, tawaran yang sama dari seorang penjahat, malah kau terima baik, tak peduli orang itu orang yang pantas ditembak mati, karena sebagai profesional kau tak bisa menolak mereka yang minta tolong agar kamu membelanya dari praktik-praktik pengadilan yang kotor untuk menemukan keadilan yang paling tepat. Asal semua itu dilakukannya tanpa ancaman dan tanpa sogokan uang! Kau tidak membelanya karena ketakutan, bukan?"
"Tidak! Sama sekali tidak!"
"Bukan juga karena uang?!"
"Bukan!"
"Lalu karena apa?"
Pengacara muda itu tersenyum.
"Karena aku akan membelanya."
"Supaya dia menang?"

"Tidak ada kemenangan di dalam pemburuan keadilan. Yang ada hanya usaha untuk mendekati apa yang lebih benar. Sebab kebenaran sejati, kebenaran yang paling benar mungkin hanya mimpi kita yang tak akan pernah tercapai. Kalah-menang bukan masalah lagi. Upaya untuk mengejar itu yang paling penting. Demi memuliakan proses itulah, aku menerimanya sebagai klienku."
Pengacara tua termenung.
"Apa jawabanku salah?"
Orang tua itu menggeleng.

"Seperti yang kamu katakan tadi, salah atau benar juga tidak menjadi persoalan. Hanya ada kemungkinan kalau kamu membelanya, kamu akan berhasil keluar sebagai pemenang."

"Jangan meremehkan jaksa-jaksa yang diangkat oleh negara. Aku dengar sebuah tim yang sangat tangguh akan diturunkan."

"Tapi kamu akan menang."
"Perkaranya saja belum mulai, bagaimana bisa tahu aku akan menang."

"Sudah bertahun-tahun aku hidup sebagai pengacara. Keputusan sudah bisa dibaca walaupun sidang belum mulai. Bukan karena materi perkara itu, tetapi karena soal-soal sampingan. Kamu terlalu besar untuk kalah saat ini."

Pengacara muda itu tertawa kecil.
"Itu pujian atau peringatan?"
"Pujian."
"Asal Anda jujur saja."
"Aku jujur."
"Betul?"
"Betul!"

Pengacara muda itu tersenyum dan manggut-manggut. Yang tua memicingkan matanya dan mulai menembak lagi.
"Tapi kamu menerima membela penjahat itu, bukan karena takut, bukan?"

"Bukan! Kenapa mesti takut?!"
"Mereka tidak mengancam kamu?"
"Mengacam bagaimana?"
"Jumlah uang yang terlalu besar, pada akhirnya juga adalah sebuah ancaman. Dia tidak memberikan angka-angka?"

"Tidak."
Pengacara tua itu terkejut.
"Sama sekali tak dibicarakan berapa mereka akan membayarmu?"
"Tidak."
"Wah! Itu tidak profesional!"
Pengacara muda itu tertawa.
"Aku tak pernah mencari uang dari kesusahan orang!"
"Tapi bagaimana kalau dia sampai menang?"
Pengacara muda itu terdiam.
"Bagaimana kalau dia sampai menang?"
"Negara akan mendapat pelajaran penting. Jangan main-main dengan kejahatan!"
"Jadi kamu akan memenangkan perkara itu?"
Pengacara muda itu tak menjawab.
"Berarti ya!"
"Ya. Aku akan memenangkannya dan aku akan menang!"

Orang tua itu terkejut. Ia merebahkan tubuhnya bersandar. Kedua tangannya mengurut dada. Ketika yang muda hendak bicara lagi, ia mengangkat tangannya.

"Tak usah kamu ulangi lagi, bahwa kamu melakukan itu bukan karena takut, bukan karena kamu disogok."
"Betul. Ia minta tolong, tanpa ancaman dan tanpa sogokan. Aku tidak takut."

"Dan kamu menerima tanpa harapan akan mendapatkan balas jasa atau perlindungan balik kelak kalau kamu perlukan, juga bukan karena kamu ingin memburu publikasi dan bintang-bintang penghargaan dari organisasi kemanusiaan di mancanegara yang benci negaramu, bukan?"

"Betul."
"Kalau begitu, pulanglah anak muda. Tak perlu kamu bimbang.

Keputusanmu sudah tepat. Menegakkan hukum selalu dirongrong oleh berbagai tuduhan, seakan-akan kamu sudah memiliki pamrih di luar dari pengejaran keadilan dan kebenaran. Tetapi semua rongrongan itu hanya akan menambah pujian untukmu kelak, kalau kamu mampu terus mendengarkan suara hati nuranimu sebagai penegak hukum yang profesional."

Pengacara muda itu ingin menjawab, tetapi pengacara tua tidak memberikan kesempatan.
"Aku kira tak ada yang perlu dibahas lagi. Sudah jelas. Lebih baik kamu pulang sekarang. Biarkan aku bertemu dengan putraku, sebab aku sudah sangat rindu kepada dia."

Pengacara muda itu jadi amat terharu. Ia berdiri hendak memeluk ayahnya. Tetapi orang tua itu mengangkat tangan dan memperingatkan dengan suara yang serak. Nampaknya sudah lelah dan kesakitan.

"Pulanglah sekarang. Laksanakan tugasmu sebagai seorang profesional."
"Tapi..."

Pengacara tua itu menutupkan matanya, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi. Sekretarisnya yang jelita, kemudian menyelimuti tubuhnya. Setelah itu wanita itu menoleh kepada pengacara muda.
"Maaf, saya kira pertemuan harus diakhiri di sini, Pak. Beliau perlu banyak beristirahat. Selamat malam."

Entah karena luluh oleh senyum di bibir wanita yang memiliki mata yang sangat indah itu, pengacara muda itu tak mampu lagi menolak. Ia memandang sekali lagi orang tua itu dengan segala hormat dan cintanya. Lalu ia mendekatkan mulutnya ke telinga wanita itu, agar suaranya jangan sampai membangunkan orang tua itu dan berbisik.

"Katakan kepada ayahanda, bahwa bukti-bukti yang sempat dikumpulkan oleh negara terlalu sedikit dan lemah. Peradilan ini terlalu tergesa-gesa. Aku akan memenangkan perkara ini dan itu berarti akan membebaskan bajingan yang ditakuti dan dikutuk oleh seluruh rakyat di negeri ini untuk terbang lepas kembali seperti burung di udara. Dan semoga itu akan membuat negeri kita ini menjadi lebih dewasa secepatnya. Kalau tidak, kita akan menjadi bangsa yang lalai."

Apa yang dibisikkan pengacara muda itu kemudian menjadi kenyataan. Dengan gemilang dan mudah ia mempecundangi negara di pengadilan dan memerdekaan kembali raja penjahat itu. Bangsat itu tertawa terkekeh-kekeh. Ia merayakan kemenangannya dengan pesta kembang api semalam suntuk, lalu meloncat ke mancanegara, tak mungkin dijamah lagi. Rakyat pun marah. Mereka terbakar dan mengalir bagai lava panas ke jalanan, menyerbu dengan yel-yel dan poster-poster raksasa. Gedung pengadilan diserbu dan dibakar. Hakimnya diburu-buru. Pengacara muda itu diculik, disiksa dan akhirnya baru dikembalikan sesudah jadi mayat. Tetapi itu pun belum cukup. Rakyat terus mengaum dan hendak menggulingkan pemerintahan yang sah.

Pengacara tua itu terpagut di kursi rodanya. Sementara sekretaris jelitanya membacakan berita-berita keganasan yang merebak di seluruh wilayah negara dengan suaranya yang empuk, air mata menetes di pipi pengacara besar itu.

"Setelah kau datang sebagai seorang pengacara muda yang gemilang dan meminta aku berbicara sebagai profesional, anakku," rintihnya dengan amat sedih, "Aku terus membuka pintu dan mengharapkan kau datang lagi kepadaku sebagai seorang putra. Bukankah sudah aku ingatkan, aku rindu kepada putraku. Lupakah kamu bahwa kamu bukan saja seorang profesional, tetapi juga seorang putra dari ayahmu. Tak inginkah kau mendengar apa kata seorang ayah kepada putranya, kalau berhadapan dengan sebuah perkara, di mana seorang penjahat besar yang terbebaskan akan menyulut peradilan rakyat seperti bencana yang melanda negeri kita sekarang ini?" ***

Cirendeu 1-3-03

Soal Perbaikan Semester 1

Bahasa Indonesia, salah satu pelajaran TER-lemahku. Karena itulah Mid kemarin aku dapet nilai kurang dari 6.5 tapi lebih dari 6.0. Silahkan tebak sendiri nilaiku berapa. Dan Pak S *namatakdisebutkan* gurubahasaindonesiaku* memberi remedi dengan tugas sebagai berikut :

Membuat Soal Pilihan Ganda dengan ketentuan :
  1. Menganalisis isi paragraf deduktif 1 soal
  2. Menganalisis isi paragraf induktif 1 soal
  3. Pertanyaan yang sesuai dan tidak sesuai sebuah paragraf yang anda kutip 2 soal
  4. Kutip 2 dialog dalam sebuah naskah drama kemudian tanyakan perwatakan dari pelaku tersebut 2 soal
  5. Kutip 2 buah teks berita dari surat kabar terkini tanyakan perbedaan dan persamaannya masing-masing 1 soal
  6. Kutip sebagian kutipan dari cerpen, novel, roman, cerita rakyat (pilih salah satu) yang kamu baca, tanyakan amanatnya 1 soal, sudut pandangnya 1 soal
Jujur aja aku nggak begitu suka. Deadline nya besok. Sekarang aja aku baru mbuat 4 soal. Gimana 6 nya lagi?

30 menit di Gramed

Tadi pas aku mau ke ELTI, aku ketemu Innas sama Hanafi di deket Perpus-Ta. Dari jauh aku lihat dua orang, cewek-cewek, kayaknya Innas sama Nafi, terus aku cuma senyum-senyum *gj*. Terus aku nyebrang deh. E.... Tak disangka, Innas dan Hanafi akan ke Toko Gramedia. Hahahah. Bahasaku formal banget. :D
Lalu, aku diajak sama mereka ikut ke Gramed juga. Berhubung masih jam setengah 3. Aku ngikut deh... Hehehe. Aku pun bersenandung *didalemhati*
Senangnya Daku...
Daku Diajak....
Sama Innas dan Hanafi....
Kami ke Gramedia....
Gramedia yang Indah...
Aku suka Gramedia.....
Apasih? -___- Hahahah. Nggak deng. Aku nggak bersenandung. Aku bingung. Nanti jam berapa dong ke ELTI nya? Mana uangku cuma 2 ribu lagi? Pameran apa toh di Gramedia? Udah tutup belom ya pamerannya? Dan sebagainya. Dan sebagainya. Nggak deng. Nggak bingung. Mboh.
Nah.. Balik to the topic.
Kita sampe deh di Gramedia. Sampe di Gramedia, ternyata cuma aku yang bawa tas!! WOW!!! *lebay*
Dan... Aku nitipin tasku. Kita pun ke lantai 3.
Wuuuuuussshhhhhhhh.....
Angin berhembus. Angin AC pas lagi masuukkkk.
Sampai di lantai 3, kita ke bagian komik-komik. Di komik-komik Nafi ambil 1 komik. Judulnya My Destiny apa gitu. Kayaknya sih komik berseri. Terus kita ke bagian PELAJARAN. Pas di Gramed. Jarang banget aku ke bagian pelajaran. Dan apa yang dilakukan Nafi disana? Ambil buku!!! Woaaaa... Rajinnya anak yang satu ini. Katanya dia masih lumayan bodo di bidang Bahasa Inggris. Jadi dia beli buku buat ngerjain bahasa inggris. Kalo aku sama Innas sih cuma liat-liat gambar buku yang ada disitu. Dan nge tawain kalo ada yang lucu. Kami menemukan hal yang nggak begitu baru. Buku bahasa Inggris Assesment yang buat kelas 8 kan gambarnya sapi, kalo kelas 7 gambarnya Gajah. Dan gambar gajahnya tu baguuuuusssss. Dan ada buku yang depannya *kayaknya* Einstein tapi pas itu, Einstein lagi dalam keadaan gila. Yah aku emang tau sih Einstein itu emang rada' gila. Gambarnya tuh lucu banget. Dan ini bukan lucu yang artinya unyu. Ini bikin ketawa gambarnya.
Waktu yang dibutuhkan Nafi buat milih buku itu berapa menit? 15 menit!! Aku pasti paling nggak 30 menit. Dia milihnya cepet banget. Aku kan milih dari sekian banyak buku. Dia nggak cari buku sih. Cari sih, Death Note. Tapi pencarinya dipake sama karyawan buku. Padahal kalau Nafi mau bilang kalau dia mau pake pasti sama mas-masnya di kasih. Habis itu ke lantai 2. Liat-liat dulu ceritanya. Apa yang paling mbikin aku jatuh cinta sama lantai 2? Buku-buku tulisnya. Gila... Cantik-cantik. Sayang, harganya sama sekali nggak cantik. Yang aku suka dari lantai 2 itu barang-barangnya. Habis itu balik deh. Mereka ke Neutron aku ke Elti. Nggak tau kenapa aku ngerasa jalan mereka agak lelet. Peace lho. I just tell my opinion. Jadi aku ndahuluin. Hahah. Aku nggak mau terlambat. :) Dadaaa Nafi and Innas ._.V

If someone open it...

If someone open it. Someone must kicked!! And I am going to catch who do it!


Moto buat siapa aja yang mbuka lemari rahasiaku. Paling nggak tak marah-marah in lah. Inilah kisahnya....

Tap Tap Tap
Aku ke lantai keatas. Niat? Ke kamar dan ambil headset. Terus aku nyalain lampu kamar.
Ctek.
Deg.
Apa yang aku lihat? Lemari di bawah kacaku kebukaaaa!!!!!!! Shock B-E-R-A-T. Terus aku mbatin.
If someone open it. Someone must kicked!!
Dan aku udah nduga-nduga nih sapa pelakunya. Kalo nggak adikku, ibuku, ayahku, ya angin.
Tapi yang terakhir nggak mungkin banget. Masa angin kuat? Habis itu aku nyari headset.
Dan tau nggak? Headsetku nggak ada sama buku coret-coret + diaryku nggak ada!!! Padahal itu *kayaknya* benda terpenting dalam hidupku. Gila.. Stress banget aku kalau itu dibaca yang ke 3 kalinya sama orang lain. Apa lagi headsetku!! Aku punya banyak headset tapi yang berfungsi dengan benar cuma itu. Headsetku yang ini aja yang berfungsi cuma sebelah. Gimana hayo?? Kayaknya in headset ke 4 ku.
Terus aku tanya ibuku, tau headsetku nggak? Kubuat suaraku nggak se-frustasi mungkin. Dan apa yang terjadi setelahnya? Ibuku NGACANGIN aku!!! Sebel banget tau nggak rasanya. Terus tak tanya berulang-ulang. Ternyata, ibuku nggak tau. Tau nggak nyesek tau rasanya. Di kacangin dan akhirnya dapet jawaban yang nggak memuaskan.

Tap Tap Tap
Aku kembali kebawah. Terus aku nyari tas pergiku. Mungkin aja ada didalem situ. Setelah aku temukan. Aku legaaaaaaaaaaaaa banget. Headsetku ketemu dan buku coret-coretan + diaryku ketemu. Dan semoga nggak ada yang mbaca. Amiiinnnnnn.

Rencana :
Aku bakal nanya in adikku satu-satu sapa yang ke kamarku. Terus kalau udah ketemu bakal kutanyain mbuka lemariku apa nggak. Kalau udah ketemu aku marahin deh. Kalau nggak ketemu aku tanyain orang tuaku. Keadilan harus ditegakkan!!!!! Yo!!!

Senin 7 Nov 11

Jumat, 04 November 2011

Post Amburadul - Kista

Sekarang, aku bakal nge-post tentang Kista yang aku tau. Yang aku tau kista itu penyakit.
Nah penyakit ini tuh *kayaknya* cuma ada 2 macam.

Macam Pertama *heheh* :

Adalah Kista Yang Mengenai Kulit. Kista ini akan membuat kulit anda-anda semua berbecak-bercak kalau nggak warna coklat kehitaman, jadi putih. Tapi putih nya nggak normal. Bagian kulit yang kena Kista ini jadi nggak berasa. Nggak Peka. Nggak kerasa kalau dipegang gitu lho.. Kayaknya penyakit ini namanya Kista deh. Tapi kok di cari di Wikipedia atau Google keluarnya penyakit Macam Kedua semua? Aku nggak tau. *nggakmautau*Soalnya aku baca ini dari buku mana gitu pas SD *pasangtampanginnocent* Ngga tau namanya yang bener nggak papa kan? Yang penting nambah PENGETAHUAN tentang penyakit. Heheh :D *nyengirkuda*

Macam Ke-2 :

Adalah Kista Yang Bisa Mengenai Mana Saja. Dan ini hampir ke KANKER. Ini dia penyakit yang nggak aku sukai. Urutan ke 2 setelah KANKER SERVIK. Di daftar ku setelah penyakit ini ada Mium *nggaktautulisannya.bacanyasihgitu*. Kenapa 3 daftar teratas hampir semuanya mau dan KANKER? Karena hampir semuanya kebanyakan yang menderita itu CEWEK. Dan kenapa harus cewek? Ya aku nggak tau. Langsung ke Kista aja. Menurut pengalamanku, Kista--........ *keputus* Karena aku nggak tau cara mgomongnya, aku mau cerita sebuah cerita *yaiyalah.masamauceritasebuahkertas*. So, Cekidot!!!

Judulnya : Kisah Seonggok Kista

Dahulu kala dijaman Yunani masih dikit mendunia, dan Islam sudah banyak mendunia *ataujamanRenaissance,Islamudahada* *taudah* ada seorang muda yang tinggal bersama Ibu dan Bapaknya. Seorang Muda ini beragama Islam. Ia sangat menghormati orang tuanya, mencintai orang tuanya, dan menyayangi orang tuanya. Dan tau kah anda mengapa? Karena dia seorang Putra Mahkota. Hahahahah!!!!
lalallalallallalallalallalalallallalalalallalalalllalalallalalallalalaaaaaaaaaaaAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Sebenernya udah sampai banyak. Lalu tanpa sengaja  Firefox nya ke close. Dan karena aku udah males dan mau nulis langsung aja yah.
Kista ini adalah kayak kalau nggak kelebihan jaringan jadi menjadi menggumpal dan perlu di obati. Menurut cerita, aku pernah di ceritain, kista yang pernah tak denger yang pertama di dinding rahim yang kedua di tulang. Yang di dinding rahim itu ada mium nya juga. Dan proses pengobatan yang dinding rahim itu... Lama banget! Karena bisa pake pengobatan alternatif atau oprasi. Kalo menurut cerita yang di cerita in ke aku. Ibu yang kena kista di rahim ini pake pengobatan alternatif. Dan pengobatan alternatif nya itu minum jamu. Untung ibunya udah punya anak dan nggak mau nambah lagi, karena jamunya ini bisa bikin ovumnya mengerut. Karena inti dari pengobatan alternatif buat kista di rahim itu kan memutuskan akar-akarnya kista dari Organ itu. Jadi otomatis organ yang terinfeksi juga ikut dibuang. Kalau nggak kayaknya kista bisa menjalar kemana-mana. Untung kista yang di idap ibu ini kista yang nggak ganas. Tapi kista yang menghuni ibu ini juga cukup mengkhawatirkan. Kista ibu ini semula di USG panjangnya 9 cm. Karena bentuknya bulat jadi nggak tau deh, kayaknya diameternya deh. Lalu habis di obati, kista nya jadi 10 cm. Lalu setelah diobati terus-terus-terus jadi makin pendek. Mungkin tuh kista adaptasi ya? HAHAHAH.
Buat yang baca post ini, maaf ya sama kesalahan ini. Kalo dijadiin cerita pasti bagus. Dan panjang. Yang baca kisah ibu ini, KEEP IT SECRET YEAAAHHH!!!!!!!!!! Kasian ibu ini soalnya. Kalo kisahnya disebarin.

Dan Buat Semua Cewek Di Dunia, Hati-Hati Pas Kalian Muda!! Jangan Menyesal Pas Tua!! Karena Biasanya Penyakit Yang Menghuni Tuh Pengennya Sembunyi Pas Kita Masih Muda, Tapi Pas Tua??? Kita Di Serang Habis-Habisan!!!! Keep Fight From Sickness!!!!!!!

8 Jenis Kecerdasan Manusia

Aku lagi tertarik sama hal-hal yang berbau PENGETAHUAN. Jadi aku nge post ini. Ini cuma Coppas.

Menurut Prof. Howard Gardener seorang ahli riset dari Amerika, terdapat 8 jenis kecerdasan pada manusia, yaitu:

1. KECERDASAN LINGUISTIK
Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap arti kata, urutan kata, suara, ritme dan intonasi dari kata yang di ucapkan. Termasuk kemampuan untuk mengerti kekuatan kata dalam mengubah kondisi pikiran dan menyampaikan informasi.

2. KECERDASAN LOGIK MATEMATIK
Kecerdasan logik matematik ialah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Ia mampu memikirkan dan menyusun solusi (jalan keluar) dengan urutan yang logis (masuk akal). Ia suka angka, urutan, logika dan keteraturan. Ia mengerti pola hubungan, ia mampu melakukan proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir deduktif artinya cara berpikir dari hal-hal yang besar kepada hal-hal yang kecil. Proses berpikir induktif artinya cara berpikir dari hal-hal yang kecil kepada hal-hal yang besar.

3. KECERDASAN VISUAL DAN SPASIAL
Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat). Visual artinya gambar, spasial yaitu hal-hal yang berkenaan dengan ruang atau tempat. Kecerdasan ini melibatkan kesadaran akan warana, garis, bentuk, ruang, ukuran dan juga hubungan di antara elemen-elemen tersebut. Kecerdasan ini juga melibatkan kemampuan untuk melihat obyek dari berbagai sudut pandang.

4. KECERDASAN MUSIK
Kecerdasan musik adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ritme, melodi dan timbre dari musik yang didengar. Musik mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan kemampuan matematika dan ilmu sains dalam diri seseorang.

Telah di teiliti di 17 negara terhadap kemampuan anak didik usia 14 tahun dalam bidang sains. Dalam penelitian itu ditemukan bahwa anak dari negara Belanda, Jepang dan Hongaria mempunyai prestasi tertinggi di dunia. Saat di teliti lebih mendalam ternyata ketiga negara ini memasukkan unsur ini ke dalam kurikulum mereka. Selain itu musik juga dapat menciptakan suasana yang rileks namun waspada, dapat membangkitkan semangat, merangsang kreativitas, kepekaan dan kemampuan berpikir. Belajar dengan menggunakan musik yang tepat akan sangat membantu kita dalam meningkatkan daya ingat.

5. KECERDASAN INTERPERSONAL
Kecerdasan interpersonal ialah kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain. Peka pada ekpresi wajah, suara dan gerakan tubuh orang lain dan ia mampu memberikan respon secara efektif dalam berkomunikasi. Kecerdasan ini juga mampu untuk masuk ke dalam diri orang lain, mengerti dunia orang lain, mengerti pandangan, sikap orang lain dan umumnya dapat memimpin kelompok.

6. KECERDASAN INTRAPERSONAL
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri. Dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Mampu memotivasi dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri. Orang yang memilki kecerdasan ini sangat menghargai nilai (aturan-aturan) etika (sopan santun) dan moral.

7. KECERDASAN KINESTETIK
Kecerdasan kinestetik ialah kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan. Kecerdasan ini juga meliputi keterampilan fisik dalam bidang koordinasi, keseimbangan, daya tahan, kekuatan, kelenturan dan kecepatan.

8. KECERDASAN NATURALIS
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang di jumpai di alam maupun lingkungan. Intinya adalah kemampuan manusia untuk mengenali tanaman, hewan dan bagian lain dari alam semesta.
 
Sumber : Whooila!

Sabtu, 29 Oktober 2011

Rencana Besok

Besok 30.10.11 hari Minggu. Besok di sekolah bakal ada acara yang diadain bareng Microsoft. Nggak tau tuh acara tentang apa. Besok juga Tata sama Aya' mau ngasih PU. PU nya s=di movie box Gejayan. Aku nggak tau sih Movie Box Gejayan dimana. Yang pasti ini kali perama aku ke Movie Box. Aku aja nggak tau Gejayan dimana. Rencana nya Besok aku mau ke sekolah dulu. Takut di absen sama kayaknya eman-eman kalau nggak ikut. Secara gitu lho. Kayaknya ini tentang Komputer. Kalo tentang Komputer sukur dah aku dateng :). Di sekolah mulai nya jam 8. Rencananya sih di sana sampai jam 9. Terus ke Movie Box. Denger-denger dari Twitter *dari Tata* nggak wajib ke sekolah. Tapi aku mutusin besok tetep ke sekolah. Udah malem. Udah jam 11. Sekian.*matasetengahmerem*

Rio - Nico

Aku suka nih sama Film Rio. Terutama sama burung kecil warnanya kuning yang namanya Nico. Nico itu :)

Minggu, 09 Oktober 2011

TK--Playgroup

Aku mau nyeritain tentang masa-masa TK ku. Masa-masa TK tu... Gila.. Manis banget.... Jadi kangen.. Dari dulu aku selalu bilang kalau aku pengen TK lagi. Itu bener. Enak tau di TK. Jarang jahat-jahat an. Tugas sedikit. Isinya main terus. Temennya nggak ada yang jahat. Bagus-bagus deh. Dulu di TK aku punya temen namanya Dhila. Aku pernah main kerumahnya. Tapi kayaknya rumahnya pindah. Sekarang sekolah di SMPN 5. Jadi bisa ketemu. Dulu, katanya ibuku aku sama Dhila tuh deket sejak Playgroup. Iya sih. Aku masih punya foto Playgroupnya. Kalo ada scanner, nanti aku tampilin di sini. :D Di TK aku dapet tambahan satu teman baik. Namanya Fina. Nggak tau sekarang Fina sekolah dimana. Tapi aku masih inget mukanya kayak gimana. Aku gak tau ini cuma mimpi atau beneran, aku ingetnya dulu aku sama Fina pernah rebutan mau duduk sama Dhila. Dan sebelumnya Dhila nggak masuk 10 hari. Kangen banget sama masa-masa ini :_( O iya. Aku ketemu lagi sama Dhila gara-gara temenku. Duren *Aya*, yang ngasih tau kalau adik kelasnya ada yang kenal aku. Jadi deh. Aku menemukan jejak-jejaknya Dhila. :) Makasih ya Duren. :D

Di SD ada 3 temen TK ku yang masuk SD sama kayak aku. Yang pertama namanya Ferra Rezkiana Devi *akugaktauRezkiananya* Sekarang sekolah di SMPN 8. Di panggil Ferra. Di SD kita sama-sama masuk Patas. Jadi sekarang dia udah kelas 2 SMP. Kayaknya sih emang Ferra salah satu temen TK ku. Cuma aku gak inget pas TK dia masuk kelas apa. Yang kedua namanya Osi. Aku gak tau nama panjangnya. Dia masuk SMPN 5 sekarang. Osi tuh asik, supel lagi. Kalo baca Al-Quran di murottal in gila...... Bagus Banget. Dari SD sampe SMP selalu jadi yang baca Al-Quran di murottal in kalau ada acara sekolah. Top deh. Yang ketiga namanya Azalea Kusuma Ayu *nggaktauHayuapaAyu* Sekarang nggak tau masuk SMP mana. Yang jelas dia punya adik cowok. Cuma itu tok yang kutau.

Kalau temen cowok di TK, aku cuma inget satu orang. Namanya Jagad Jagadita *nggak_tau_nama_sebenernya_tapi_ingetnya_itu* Dipanggilnya Jagad. Dulu ibunya Jagad pernah ngasih/minjemin satu koper kerja isinya VCD tentang pelajaran Bahasa Inggris semua!!!!!!! Gila.... Isinya tuh ada orang kuit hitam itu pakai baju dari alumunium atau bahan yang warnanya perak. Nah bajunya tuh kayak baju pemadam kebakaran. Orang hitam ini yang ngajarin pelajaran bahasa inggris nya. Jagad rambutnya gondrong. Haha -__- Cuma itu yang tak inget *nggakdeng* Dulu dia pernah nyebarin permen satu bungkus dari kayak panjatan itu. Terus yang lain di suruh nangkep. Dulu dia juga pernah ke rumah ku. Terus nyoret-nyoret tembok garasi ku *gila* Gambarnya bintang-bintang. Sebelum rumah ku di renovasi. Sekarang garasinya udah hilang. Payah.

Temen cowok di Playgroup aku inget satu. Aku nggak tau namanya sapa. Cuma aku penya ingetan, kalau temen ku ini orangnya putih, kayak keturunan bule. Terus aku punya ingetan kalau dulu dia pernah di paksa atau dia mau sendiri pakai kerudung. Cuma itu yang tak inget.

Aku Playgroup di BIAS, TK di TK Mu'adz Bin Jabal. TK besar sama Tk kecil dipisah. TK besar ku sekarang di jadiin apanya Abu Bakar gitu. Padahal TK besar ku yang paling mbekas di hati. Yah masih mending dari pada di hancurin. Masjid nya itu loh. Nggak tau kenapa yang paling ku inget. Sama ruang kelas dan taman bermainnya *didepankelas*

Dulu di TK....

O iya ada satu peristiwa lagi yang masih tak inget. Dulu ada semacam lomba mewarnai sekelas. Gambar yang di warnai gambar masjid. Nah begitu semuanya selesai di umumin siapa yang menang. Yang menang Dhila. Begitu ku lihat gambarnya.... Emang bagus! Langitnya biru. Langit punya ku? Warna warni. Tapi nggak ada unsur biru sama sekali. Hahaha.

Terus sapa gitu, pernah dapet surat. Surat apa? Surat cinta!! Dari kertas lipat, ada gambarnya cewek sama cowok lagi gandengan pula. Gila.....  Sayang aku lupa punya sapa. :D Terus ada lagi yang masih tak inget, ada 3 piala. Nah pialanya tuh ada di bawah tas-tas. *Tas_digantung_rendah* Udah deh lupa kelanjutannya.

Nah itu tuh . .   :D

Rabu, 05 Oktober 2011

Legaaa

Sekarang udah lega. Plong!

Selasa, 04 Oktober 2011

Mirip kan?

Kemarin aku udah kasih tau Aoko sama Ran mirip. Nah ini buktinya >>>>>




Mirip kan? Nah sekarang Kaito sama Shinichi *tentu aja nggak sama Conan* Karena nggak ada yang Kaito sama Shinichi bareng, jadi yang pisah gambarnya. Ada, tapi kayak gambar maho, Hehe :D





 Nah itu! Yang coklat si Kaito Kid. Yang biru si Shinichi Kudo. Kukunya di kutek biru!